kauselaludihatiku

apa yang terkirim dari-Nya; orang-orang terbaik dan tercinta, yang mengkhianati, jalan hidup, saat-saat sulit, kebahagiaan, dan semua yang menghampiri dalam hidupku, hingga ke hal-hal yang remah, adalah nikmat untuk dikenang, diresapi, dihayati, dan ditangkap moment-moment puitiknya; untuk disimpan dalam hati. untuk segala itu; kauselaludihatiku.

My Photo
Name:

lelaki, majalengka-tiga dekade silam, jakarta.

Saturday, April 02, 2005

Indonesia, seperti apa kau melihatnya ?

<kauselaludihatiku@yahoo.com>wrote

Topan,

mungkin kabar-kabar duka negeri ini sudah sampai ke telingamu jerman sana; tsunami, gempa hebat, angin puting beliung, nusa tenggara terancam kelaparan, harga bahan bakar minyak naik melesat, parlemen yang tawuran, bukit tumpukan sampah yang longsor dan menewaskan banyak orang. semua sudah kau dengar kan ?

lalu, jauh dari sana, seperti apa yang kau lihat negeri ini ?

jeppe

----

<addzariat@yahoo.com>wrote

gue denger bos... denger....

mungkin Tuhan sedang sayang-sayangnya sama mereka....
jadi gue berusaha mencoba menyelaraskan perspektif gue dengan ketetapan Tuhan...

kadang gue harus mencoba berpikir sambil jungkir balik (berpikir terbalik) biar otak gue bisa menerima keagunganNya.

semoga Tuhan juga mau mengerti mengapa gue melihat rasa sayang "Beliau" dengan air mata...

topan

Friday, April 01, 2005

ibu

"...ribuan kilo, jalan yang kau tempuh, lewati rintang; untuk aku anakmu..." *)

jika memasuki hitungan bulan ke-tujuh, beberapa orang tua di kampung halaman istriku menyarankan agar diadakan syukuran dan doa untuk jabang bayi yang dikandungnya. maklumlah, Ummi berasal dari lingkungan yang kental dengan suasana pesantren tradisional.

kemudian, dari jauh hari, aku merencanakan acara itu, sekalian pula dengan acara peringatan dua tahun wafatnya ibu mertua. beberapa hal yang sangat penting segera disiapkan; tiket dipesan sebulan sebelum dari hari H yang telah ditetapkan; beberapa kerabat yang bisa membantu memasak, telah dihubungi; juga ijin cuti kantor untuk beberapa hari. kendal tinggal menunggu kami, di penghujung maret ini...

Ibuku, calon nenek dari calon anak kami, juga tak lupa dikabari. aku bisa merasakan senyum dan binar mata ibu, saat percakapan di telepon untuk menyampaikan kabar ini. ibu pasti datang, katanya, menjanjikan, meski berkali-kali pula ibu menanyakan tanggal acara untuk sekedar membuatnya tak kelupaan.

---

sore yang dijanjikan telah tiba. aku menunggu di depan bangunan pabrik gula cepiring yang telah lama cerobongnya tak lagi mengepulkan asap penggilingan tebu. ibu pergi sendiri, berangkat dari cirebon jam 12 siang, demikian kabar terakhir yang kami dapat dari ibu. aku dan Ummi berharap cemas menantinya. selang beberapa lama, sebuah bis antar kota-antar provinsi melambatkan lajunya, dan berhenti tepat di depan gerbang pabrik. itu ibu ! wanita berusia nyaris diambang senja itu tertatih turun dari bis. di tangan kanan-kirinya ia menjinjing tas dan bungkusan penganan buah tangan. kerudung kuning gading ibu berkibar, sesekali menghalangi wajah keriputnya yang terlihat letih. ibu datang !

ah, ibuku, calon nenek calon anakku, menempuh beratus kilo jarak siang itu. ia juga yang rela menempuh beribu kilo jarak sepanjang umurku. ia rela melewati penat, terik matahari, dan himpitan-himpitan yang menderanya. ibuku yang tulus melakukan hal-hal terbaik dalam hidupku.

sore itu, beratus kilo jarak yang ditempuhnya, hanyalah sejengkal dari panjang bentangan cinta yang dimilikinya.

ijinkan aku mengatakan; aku sangat mencintai ibu !

----
*) lirik lagu "Ibu" karya Iwan Fals dari album "1910"