6th anniversary
Bukan ucapan "Ayo sahur, Bi" yang membangunkanku dini hari tadi, melainkan "Selamat ulang tahun pernikahan, Sayang..", sembari lembut ummi mengecup hangat keningku. Meski agak berat kelopak mata membuka, namun aku membalasnya dengan senyum dan jawaban setulusnya, "Selamat ulang tahun, Sayang...".
Ya, hari ini, 28 Agustus 2009, adalah ulang tahun keenam hari pernikahan kami. Belum bisa dibilang sebuah perjalanan yang sudah panjang memang, tapi tetaplah sesuatu yang harus kami syukuri dan banggakan. Tapi tak juga harus membuat kami lengah, karena di depan, ujian hidup dan batu sandungan tak pernah sepi menghadang.
Masih terbayang enam tahun lalu, kami menikah dengan segala keterbatasan. Membangun serpihan kebahagiaan, di tengah suasana duka ditinggal ibunda ummi tercinta. Kami lebih percaya, pernikahan ini lebih banyak karena 'campur tangan' Sang maha Kuasa. Selebihnya, hanya niat kuat kami menjalani sisa usia dengan sungguh-sungguh menjadi pasangan suami-istri.
lalu kami menjalani hari-hari itu hingga hari ini...
---
Seperti apa pernikahan yang kami inginkan? Seperti Baginda Muhammad dengan Siti Khadijah? Atau seperti yang mulia Ali r.a dengan wanita terpelihara Fatimah Azzahra? Ah, betapa jauh jaraknya kualitas pernikahan kami dengan dua tauladan mulia ini. Tapi setidaknya, kami ingin sekuat tenaga merujuk pada pasangan-pasangan pilihan ini.
Kami percaya, pernikahan akan selalu menghadapi ujian, juga mendapat keberhasilan sebagai hadiah indahnya. Betapa banyak pasangan yang berhasil melalui ini yang membuat kami iri. Lihat pasangan Ferrasta "Pepeng" Subardi dan Mbak Tami. Menikah duapuluh lima tahun, tetap optimis dan riang meski harus berjuang menghadapi penyakit langka multiple sclerosis (MS). Betapa anak-anaknya bangga melihat kedua orangtuanya selalu seperti pasangan pengantin baru. Lihat juga pasangan selebritis Sophan Sophiaan dan Widyawati. Hanya maut yang memisahkan cita kuat mereka. Atau, lihat juga pasangan Alm. Nita Tilana dan Rully Amanda. Meski pernikahan mereka tak berusia berbilang masa yang panjang, namun mereka telah menunjukkan bukti kuatnya kesetiaan.
Tapi, apakah pernikahan yang berhasil harus diuji seberat itu? Jika aku boleh merengek padaNya di Bulan Ramadhan yang mulia ini, tentu aku ingin berhasil dalam pernikahan tanpa menghadapi ujian sehebat itu. Dan jika Alloh berkehendak memanjangkan usia kami, aku tentu ingin menghabiskannya hanya dalam satu pernikahan ini.
Sebab aku sudah sedemikian percaya pada janjiNya, bahwa kelak Ia akan membuka surga dengan berbagai gerbang, lalu apa salahnya jika aku bermimpi memasukinya melalui pernikahan ini?
Yaa Rabb, hari ini kami sungguh-sungguh berdoa dan berharap, tak ada yang lebih kami inginkan melalui pernikahan ini, melainkan kelak diperkenankan menikmati surga kekalMu...
Ya, hari ini, 28 Agustus 2009, adalah ulang tahun keenam hari pernikahan kami. Belum bisa dibilang sebuah perjalanan yang sudah panjang memang, tapi tetaplah sesuatu yang harus kami syukuri dan banggakan. Tapi tak juga harus membuat kami lengah, karena di depan, ujian hidup dan batu sandungan tak pernah sepi menghadang.
Masih terbayang enam tahun lalu, kami menikah dengan segala keterbatasan. Membangun serpihan kebahagiaan, di tengah suasana duka ditinggal ibunda ummi tercinta. Kami lebih percaya, pernikahan ini lebih banyak karena 'campur tangan' Sang maha Kuasa. Selebihnya, hanya niat kuat kami menjalani sisa usia dengan sungguh-sungguh menjadi pasangan suami-istri.
lalu kami menjalani hari-hari itu hingga hari ini...
---
Seperti apa pernikahan yang kami inginkan? Seperti Baginda Muhammad dengan Siti Khadijah? Atau seperti yang mulia Ali r.a dengan wanita terpelihara Fatimah Azzahra? Ah, betapa jauh jaraknya kualitas pernikahan kami dengan dua tauladan mulia ini. Tapi setidaknya, kami ingin sekuat tenaga merujuk pada pasangan-pasangan pilihan ini.
Kami percaya, pernikahan akan selalu menghadapi ujian, juga mendapat keberhasilan sebagai hadiah indahnya. Betapa banyak pasangan yang berhasil melalui ini yang membuat kami iri. Lihat pasangan Ferrasta "Pepeng" Subardi dan Mbak Tami. Menikah duapuluh lima tahun, tetap optimis dan riang meski harus berjuang menghadapi penyakit langka multiple sclerosis (MS). Betapa anak-anaknya bangga melihat kedua orangtuanya selalu seperti pasangan pengantin baru. Lihat juga pasangan selebritis Sophan Sophiaan dan Widyawati. Hanya maut yang memisahkan cita kuat mereka. Atau, lihat juga pasangan Alm. Nita Tilana dan Rully Amanda. Meski pernikahan mereka tak berusia berbilang masa yang panjang, namun mereka telah menunjukkan bukti kuatnya kesetiaan.
Tapi, apakah pernikahan yang berhasil harus diuji seberat itu? Jika aku boleh merengek padaNya di Bulan Ramadhan yang mulia ini, tentu aku ingin berhasil dalam pernikahan tanpa menghadapi ujian sehebat itu. Dan jika Alloh berkehendak memanjangkan usia kami, aku tentu ingin menghabiskannya hanya dalam satu pernikahan ini.
Sebab aku sudah sedemikian percaya pada janjiNya, bahwa kelak Ia akan membuka surga dengan berbagai gerbang, lalu apa salahnya jika aku bermimpi memasukinya melalui pernikahan ini?
Yaa Rabb, hari ini kami sungguh-sungguh berdoa dan berharap, tak ada yang lebih kami inginkan melalui pernikahan ini, melainkan kelak diperkenankan menikmati surga kekalMu...
2 Comments:
mantap dah ceritanya gannn
Om Jeppe,
kapan nih nulis lagi? ditunggu ya...
Post a Comment
<< Home