kauselaludihatiku

apa yang terkirim dari-Nya; orang-orang terbaik dan tercinta, yang mengkhianati, jalan hidup, saat-saat sulit, kebahagiaan, dan semua yang menghampiri dalam hidupku, hingga ke hal-hal yang remah, adalah nikmat untuk dikenang, diresapi, dihayati, dan ditangkap moment-moment puitiknya; untuk disimpan dalam hati. untuk segala itu; kauselaludihatiku.

My Photo
Name:

lelaki, majalengka-tiga dekade silam, jakarta.

Tuesday, December 04, 2007

kasur koran

hari sabtu terakhir di bulan september, ada acara off air dan on air di MU Cafe sarinah. rame. pengunjungnya pasti bisa ditebak berasal dari latar belakang ekonomi apa. wangi, fashioned, dan tentunya tak ada yang terlihat tak ceria.

nyaris tengah malam, acara baru usai. satu persatu pengunjung mulai beranjak pergi. menyisakan gelas-gelas soft drink yang tak sepenuhnya habis. beberapa hidangan makanan juga bersisa. stage tak lagi memainkan lagu top 40. hanya beberapa captain dan anak buahnya sibuk membersihkan meja-meja.

aku juga letih. beberapa saat berkemas, kemudian meninggalkan cafe bernuansa merah itu. escalator pendek sudah berhenti berputar, tapi ruas thamrin masih saja padat tersiram lampu kendaraan. jakarta bener-bener memanjakan mata.

tapi saat itu pula, wajah lain jakarta yang getir dan murung terlihat di pelupuk mata. di ujung eskalator, seorang anak lelaki usia belasan, memangku adik perempuannya. dinyanyikannya lagu anak-anak sembari mengusap rambut merah adiknya. selembar koran kemudian digelar untuk mengantar kantuk adiknya. gelas kertas bekas minuman dari restoran fast food ternama, berisi beberapa keping rupiah saja, teronggok sepi di samping mereka. samar aku mendengar sang kakak berbisik di telinga adiknya, "tidur neng, abang jagain kalo ada yang gangguin".

sepanjang jalan pulang menuju rumah, bayangan kedua anak itu tak bisa hilang dari pelupuk mata.

---

Anak gadisku, Rana namanya-dua tahun usianya, suka sekali bermain rumah-rumahan sepulang aku kerja. di balik kain batik yang dibentangkan menjadi serupa tenda, aku selalu mengajaknya berdoa, "semoga teman-teman Rana di luar sana, yang tak punya rumah, yang tidur beralas koran, yang sedang sakit, lapar, atau menangis karena tak ada susu; mereka dianugerahi rejeki, perlindungan, dan kehangatan oleh Awwoh.. (Rana belum fasih benar menyebut nama Tuhannya). di penghujung doa, Rana selalu mengucap amin dengan nyaring sambil mengusap wajah lucunya.

dan selalu sebelum ia tidur, Rana menitipkan harapan kepada Abinya; "nanti Nana mau jadi doktel, nanti Nana sembuhin temen Nana.."

semoga, kisah dua anak dengan kasur koran yang aku ceritakan, menjernihkan mata hatinya.

1 Comments:

Blogger indrawisudha said...

realis banget, Bro! ini wajah kita.

4:49 PM  

Post a Comment

<< Home