kauselaludihatiku

apa yang terkirim dari-Nya; orang-orang terbaik dan tercinta, yang mengkhianati, jalan hidup, saat-saat sulit, kebahagiaan, dan semua yang menghampiri dalam hidupku, hingga ke hal-hal yang remah, adalah nikmat untuk dikenang, diresapi, dihayati, dan ditangkap moment-moment puitiknya; untuk disimpan dalam hati. untuk segala itu; kauselaludihatiku.

My Photo
Name:

lelaki, majalengka-tiga dekade silam, jakarta.

Friday, March 11, 2005

in memoriam; ibu.

bangsal itu cuma kelas dua. dengan tiga tempat tidur yang masing-masing hanya dipisahkan selembar tirai kain. jika salah satu pasien mengerang kesakitan, tentulah akan terdengar oleh pasien lain dalam bangsal tersebut. tapi mau apa, tak ada pilihan lain.

sudah lewat dua puluh hari ibu tergolek lemah di ranjang perawatan. berjuang melawan kanker rahim stadium tiga yang menyerangnya. kami sudah lupa mencatat, berapa botol infus bergantian menyuplai makanan ke tubuh ibu. kami sudah tak ingat, berapa butir tablet, berapa labu darah, atau berapa kantung kateter yang ibu habiskan. dan ibu tak pernah berhenti berjuang. yang kami ingat, bibir ibu tak pernah berhenti menyebutNya. yang tak akan pernah kami lupa, ibu selalu mengingatkan kami untuk segera sholat atau makan. ibu masih berusaha sekuat tenaga memperhatikan orang-orang disekelilingnya.

bergantian kami menjaga ibu; menyuapi, menyeka butiran keringat di keningnya, atau mengubah posisi tidur jika ibu sudah merasa pegal. kami tau, ibu selalu mencoba menyembunyikan apa yang ia rasakan. sekuntum senyum selalu terhias di bibir keriputnya. dan setiap rintihan, selalu ibu suarakan dengan dzikir padaNya. selalu begitu. dari hari ke hari.

pagi itu, 11 maret 2003, terasa lebih dingin dari hari sebelumya, mungkin karena sisa hujan semalam. namun ibu terlihat lebih cantik dan berseri (ibu sempat meminta rambut berubannya disisir rapi). lalu seperti biasa, kami pamit untuk segera berangkat kerja. dan seperti biasa pula, ibu berbisik di telinga kami; ayo berangkat, nanti kalian kesiangan.

---

@ ruang meeting, jam 10.25 wib

ada telpon untukku di ekstensi 1244. penting, katanya. aku bergegas keluar, ada kecamuk luar biasa di dada. mungkinkah ibu?. agak gugup dan gemetar aku menerima gagang telpon.
:: halo...
= halo, pak bambang? saya hani, teman kantornya widuri. ibunya widuri tadi wafat jam 10 seperempat. sekarang widuri masih di sini, nanti kami ke rumahsakit. nunggu widuri siuman dulu...

tiba-tiba, dunia seperti kehilangan seluruh warnanya!

---

hari ini, dua tahun yang lalu, ibu benar-benar pergi. kepergian terakhir tanpa kami ada di dekatnya. hari ini, kami mengenangnya dengan sebaris doa yang kami kirimkan meski jauh dari pusaranya. doa yang dikirim dengan kerinduan luar biasa akan kehadirannya di rumah kami. memimpikan sepasang tangan hangatnya, mengelus lembut calon cucunya, yang tengah bersemayam di rahim putri tercintanya; yang sekarang menjadi istriku !

Ummi, tanah merah basah itu sudah lama mengering, seperti juga air mata kita. tapi aku yakin, ibu selalu ada di tengah-tengah kita.

seperti saat-saat di bangsal kelas dua...

1 Comments:

Blogger Syauqi Alyaa said...

Mengingatkan kepada ibuku juga, pas setahun yang lalu tepatnya lebaran kedua...
lebaran tahun ini jadi berasa sepi...

1:32 PM  

Post a Comment

<< Home