kauselaludihatiku

apa yang terkirim dari-Nya; orang-orang terbaik dan tercinta, yang mengkhianati, jalan hidup, saat-saat sulit, kebahagiaan, dan semua yang menghampiri dalam hidupku, hingga ke hal-hal yang remah, adalah nikmat untuk dikenang, diresapi, dihayati, dan ditangkap moment-moment puitiknya; untuk disimpan dalam hati. untuk segala itu; kauselaludihatiku.

My Photo
Name:

lelaki, majalengka-tiga dekade silam, jakarta.

Monday, December 17, 2007

puisi menemani belajar

pada saat menemani anakku belajar membaca;
"b..u, bu, l.. a, la, n... bulan"
tiba-tiba purnama bercahaya,
di bulat paras
wajahnya



pada saat menemani anakku belajar berhitung;
"1.., 2.., 3.., 4...."
satu persatu bintang di angkasa dipetiknya,
dan disematkan, hingga berpendaran
memenuhi ruang
dadanya

pada saat menemani anakku belajar menggambar pelangi;
berpuluh warna digoreskannya
di tembok rumah kami,
sehingga tak kupercayai lagi
bianglala hanya tujuh warna saja
mejikuhibiniu
seperti kata buku-buku
(dan di ujung pelangi anakku menggambar bidadari,
"ini ummiku.." ujarnya berseri-seri)

---
buat rana, anakku sayang

Thursday, December 13, 2007

malaikat

desember adalah bulan kelahiran ibu. ibu yang sangat aku cintai.

inget di suatu desember, duduk berdua dengan ibu di bangku panjang sebuah ruang kantor pegadaian. sambil menunggu juru taksir menghargai kalung kesayangan ibu, aku berbisik ke daun telinga ibu.

"jika Alloh menciptakan malaikat berwujud manusia, itu pasti ibu"

"salah, nak". kata ibu.

"itu pasti kamu". ucapnya penuh kelembutan.

kemudian, beberapa lembar rupiah yang aku terima dari hasil ibu menggadaikan kalung di kantor pegadaian itu, tak ingin satu rupiah pun aku sia-siakan. hatiku semakin kuat untuk segera menyelesaikan skripsi. dan di halaman pertama, pasti, kutuliskan persembahan buat ibu!

setiap desember, cintaku selau bertambah tebal buat ibu!

Tuesday, December 04, 2007

kasur koran

hari sabtu terakhir di bulan september, ada acara off air dan on air di MU Cafe sarinah. rame. pengunjungnya pasti bisa ditebak berasal dari latar belakang ekonomi apa. wangi, fashioned, dan tentunya tak ada yang terlihat tak ceria.

nyaris tengah malam, acara baru usai. satu persatu pengunjung mulai beranjak pergi. menyisakan gelas-gelas soft drink yang tak sepenuhnya habis. beberapa hidangan makanan juga bersisa. stage tak lagi memainkan lagu top 40. hanya beberapa captain dan anak buahnya sibuk membersihkan meja-meja.

aku juga letih. beberapa saat berkemas, kemudian meninggalkan cafe bernuansa merah itu. escalator pendek sudah berhenti berputar, tapi ruas thamrin masih saja padat tersiram lampu kendaraan. jakarta bener-bener memanjakan mata.

tapi saat itu pula, wajah lain jakarta yang getir dan murung terlihat di pelupuk mata. di ujung eskalator, seorang anak lelaki usia belasan, memangku adik perempuannya. dinyanyikannya lagu anak-anak sembari mengusap rambut merah adiknya. selembar koran kemudian digelar untuk mengantar kantuk adiknya. gelas kertas bekas minuman dari restoran fast food ternama, berisi beberapa keping rupiah saja, teronggok sepi di samping mereka. samar aku mendengar sang kakak berbisik di telinga adiknya, "tidur neng, abang jagain kalo ada yang gangguin".

sepanjang jalan pulang menuju rumah, bayangan kedua anak itu tak bisa hilang dari pelupuk mata.

---

Anak gadisku, Rana namanya-dua tahun usianya, suka sekali bermain rumah-rumahan sepulang aku kerja. di balik kain batik yang dibentangkan menjadi serupa tenda, aku selalu mengajaknya berdoa, "semoga teman-teman Rana di luar sana, yang tak punya rumah, yang tidur beralas koran, yang sedang sakit, lapar, atau menangis karena tak ada susu; mereka dianugerahi rejeki, perlindungan, dan kehangatan oleh Awwoh.. (Rana belum fasih benar menyebut nama Tuhannya). di penghujung doa, Rana selalu mengucap amin dengan nyaring sambil mengusap wajah lucunya.

dan selalu sebelum ia tidur, Rana menitipkan harapan kepada Abinya; "nanti Nana mau jadi doktel, nanti Nana sembuhin temen Nana.."

semoga, kisah dua anak dengan kasur koran yang aku ceritakan, menjernihkan mata hatinya.